Sejarah Awal Perpecahan Korea
Pada awalnya nih, seperti yang udah kita tahu kalo sebenernya dulu Korea Utara sama Korea Selatan tergabung menjadi satu sejak berdiri, yang pemerintahannya itu berbentuk Kerajaan. Banyak banget dinasti-dinasti yang memimpin, tapi dinasti yang paling lama berkuasa adalah Dinasti Joseon. Dinasti ini, bahkan memiliki usia pemerintahan terpanjang di Asia Timur dalam millenium terakhir. Dinasti ini didirikan oleh Jenderal Yi Seong gye pada tahun 1392 dan berakhir di tahun 1897 dengan digantikan dengan Kerajaan Korea.
Sama kayak Indonesia, Korea juga ngalamin jajahan dari Jepang yaitu pada 1910 dalam Perjanjian Aneksasi Jepang-Korea. Perjanjian ini dipakai Jepang tanpa menghiraukan kemarahan rakyat Korea yang tidak setuju perjanjian tersebut karena tidak disahkan sama Raja Kojong yang berkuasa pada saat itu. Sama seperti daerah jajahan Jepang lainnya, Korea mengalami perlakuan yang teramat miris. Seperti, dibunuhnya hampr 7000 orang Korea oleh tentara dan polisi Jepang dalam peristiwa Pergerakan 1 Maret. Hal ini disebabkan aksi protes secara damai di seluruh negeri pada tanggal 1 Maret 1919 karena wafatnya Raja Kojong bulan Januari 1919 yang diracun mata-mata Jepang. Jepang menyingkir dari Korea setelah kekalahannya di Perang Pasifik.
Namun, sejak tanggal 9 Agustus 1945 tentara Uni Soviet udah masuk ke sebelah Utara Korea dari Siberia. Kemudian Amerika Serikat menduduki zona bagian selatan semenanjung hal ini membuat pemecahan Korea menjadi semakin efektif sejak 8 September 1945. Harapan untuk penyatuan dan kemerdekaan Korea secara cepat menguap akibat pengaruh dari Perang Dingin dan ketidaksetujuan terhadap rencana pembentukan negara komunis pihak utara sehingga akhirnya tahun 1948 Korea terpecah menjadi dua negara yang berbeda ideologi, sistem ekonomi dan sosial.
Tanggal 12 Desember 1948, dengan resolusi 195 dalam sidang Majelis Umum PBB ke 3, PBB menyatakan bahwa Korea Selatan (Republic of Korea) adalah satu-satunya pemerintahan Korea yang sah. Pada bulan Juni 1950 Perang Korea pecah ketika pihak Korea Utara menyerbu Korea Selatan dengan melewati garis paralel 38 derajat, yang mengakhiri semua kemungkinan dan harapan akan reunifikasi kedua Korea.
